Pelajaran Ilmu Sharaf dari Kitab al-Kailaniy

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saya memulai dengan menyebut:

Bismillaahirrahmaanirraahiim.

Kitab Syarah Kailani dikarang oleh Abul Hasan Ali bin Hisyam al-Kailany as-Syafi’iy, merupakan syarah/keterangan dari Kitab Matan Tashrif al-‘Izziy yang dikarang oleh ‘Izzuddin Abul Mu’ali ‘Abdul Wahab bin Ibrahim al-Junjaniy. Semoga beliau berdua dilapangkan disisiNya. Amien.

Dalam kitab arab gundul tersebut, kita dapat membedakan mana yang syarah Kailaniy dan mana yang Matannya, yaitu jika ditulis dalam kurung itulah Matannya, sedangkan tulisan yang di luar kurung itulah Syarahnya.

Kitab ini, tidak asing di telinga kita para pencinta gramatika arab di Indonesia. Kitab ini sering menjadi rujukan dasar untuk mempelajari Ilmu Sharaf, baik dilembaga-lembaga pendidikan, lebih-lebih di pesantren, seorang kiyai/ustadz menterjemahkan dengan suara yang nyaring dan santri-santri menulisnya dengan pena yang super lancip agar bisa menulis di sela-sela tulisan arab gundul yang jaraknya memang sempit. Biasanya yang diberi makna adalah Hamisnya/matannya, dan kiyai/ustadz mereferensikan syarahnya sebagai keterangan.

Begitupun dalam thread ini. Saya cukup menulis arab dari matannya berikut terjemahannya, dan sebagai keterangan saya ambil dari syarahnya. Amma ba’du.

=========================================

DEFINISI ILMU SHARAF

اِعْلَمْ اَََنَّ التَّصْرِيْفَ فِي اللُّغَةِ التَّغْيِيْرُ وَفِي الصَّنَاعَةِ تَحْوِيْلُ اْلأَصْلِ الْوَاحِدِ إِلَى أَمْثِلَةٍ مُخْتَلِفَةٍ لِمَعَانٍ مَقْصُوْدَةٍ لاَ تَحْصُلُ اِلاَّ بِهَا


Ketahuilah, bahwa yg dinamakan Tashrif menurut bahasa: Perubahan. Dan menurut Istilah: mengubah asal bentuk kalimat yang satu kepada model-model bentuk yang berbeda-beda, untuk menghasilkan makna-makna yang diharapkan/yang dimaksud/ yang dituju, yang tidak akan berhasil melainkan dengan cara itu (model-model bentuk tsb).

Penjelasan:

Asal/akar dari kalimat adalah Masdar menurut ulama Bashrah, ini yang mu’tamad. sedangkan menurut ulama Kufah akar kalimat adalah Fi’il Madhi.

Dari asal bentuk kalimat Masdar dirubah kepada bentuk yang lain menjadi: Fi’il Madhi, Fi’il Mudhari’, Fi’il Amar, Fi’il Nahi, Isim Fa’il, Isim Maf’ul, Isim Zaman, Isim Makan, Isim Alat, Isim Murrah, Isim Hai’ah, Isim Nau’, Isim Tafdhil, Isim Shighat Mubalaghah dsb.

Perubahan ke contoh-contoh bentuk tsb. Tujuannya untuk menghasilkan makna yang diharap. Tidak akan berhasil mencapai makna itu, melainkan dengan perubahan-perubahan tsb.

Contoh:

Asal kalimat adalah Masdar الضَّرْبُ “ad-dharbu” = pukulan. Kemudian dirubah menjadi ضَرَبَ “dharaba” =telah memukul. يَضْرِبُ “yadhribu” =akan memukul. اِضْرِبْ “idhrib” =pukullah! Dan lain-lain. Nah, contoh bentuk2 seperti inilah yang dimaksud untuk menghasilkan makna yang dituju.

Begitulah pembahasan TASHRIF menurut bahasa dan Istilah.
 

Majalah

ok